Mungkin pembaca tak akan percaya bahwa bisnis laundry kiloan ini diawali tanpa modal alias modal dengkul! Dilihat dari latar belakang yg...
Mungkin pembaca tak akan percaya bahwa bisnis laundry kiloan ini
diawali tanpa modal alias modal dengkul! Dilihat dari latar belakang yg
hanyalah petugas keamanan di sebuah di kawasan hitam Mangga Besar,
Jakarta tidaklah mungkin bisa melakoni usaha ini. Apalagi berangkat dari
usaha tanpa modal dikarenakan pihak perusahaan sampai saat ini (akhir
desember 2014) belum memberikan hak pesangon.
Mencari pekerjaan yg sudah cukup umur amatlah sulit bila tidak ada keahlian yg mendukung. Walau itu masih pada posisi yg sama, pihak perusahaan inginnya yg lebih muda dan segar dan bisa membayar upah yg minim.
Saya pernah ditipu orang yg menjanjikan memberi pekerjaan. Aduh sulitnya mencari pekerjaan kala itu. Akhirnya saya rela dibayar murah utk sebuah pekerjaan pengantar surat. Saya pikir dari pada menganggur malah jadi omongan tetangga dan omelan istri. Gaji saya tidak cukup buat makan dan bayar kontrakan. Berbekal pengalaman menjadi kurir saya direkut sebagai kurir laundry. Ini awal langkah saya memulai usaha laundry kiloan.
Bermula Dari Agen Laundry.
Saya menjadi agen laundry di tempat pekerjaan yg dilakoni. Di rumah dipasangi spanduk terima laundry kiloan. Pelanggannya lumayan banyak. Tapi jadi kecewa karena pelayanan yg buruk. Laundry dikirim tidak tepat waktu.
Atas saran seorang teman kenapa tidak buka saja laundry?
Saya katakan tidak punya mesin cuci dan alat pengering. Temanku bilang, “kucek-kucek aja jemurnya pakai tali tambang”. Saya ikuti saran teman tsb, sampai-sampai saking banyaknya pinjam tali jemuran tetangga. Saya harus mendorong sendiri gerobak air dikarenakan air sumur berasa asin dan tidak bagus buat mencuci pakaian.
Pembaca pasti tidak bisa bayangkan bagaimana rasanya tangan kulit istri saya mencuci begitu banyak pakaian. Dengan uang simpanan yg masih tersisa dan hasil laundry yg lumayan akhirnya bisa membeli mesin cuci dua tabung.
Membuat Website Bisnis
Tidak ada ruginya suka membuat dan mengutak-atik website. Sebelum tenarnya Facebook dulu orang berlomba buat web atau wap untuk saling bertegur sapa melalui buku tamu. Ada sih dulu namanya Friendster. Saya membuat web gratisan untuk usaha laundry kiloan ini. Saya pakai jasa blogger dengan dikustomisasi domain. Pelanggan pertama saya melalui website adalah sebuah sekolah nirlaba di daerah Sunter. Sekarang pelanggan laundry ini yg datang melalui website sudah banyak.
Dengan banyaknya pelanggan yg order laundry menjadikan jasa kucek-kucek ini berkembang. Sekarang saya tidak perlu mendorong gerobak untuk mendapatkan air bersih. Mesin tinggal dipencat-pencet untuk mengoperasikannya. Yang mengoperasikan karyawan saya.
Mencari pekerjaan yg sudah cukup umur amatlah sulit bila tidak ada keahlian yg mendukung. Walau itu masih pada posisi yg sama, pihak perusahaan inginnya yg lebih muda dan segar dan bisa membayar upah yg minim.
Saya pernah ditipu orang yg menjanjikan memberi pekerjaan. Aduh sulitnya mencari pekerjaan kala itu. Akhirnya saya rela dibayar murah utk sebuah pekerjaan pengantar surat. Saya pikir dari pada menganggur malah jadi omongan tetangga dan omelan istri. Gaji saya tidak cukup buat makan dan bayar kontrakan. Berbekal pengalaman menjadi kurir saya direkut sebagai kurir laundry. Ini awal langkah saya memulai usaha laundry kiloan.
Bermula Dari Agen Laundry.
Saya menjadi agen laundry di tempat pekerjaan yg dilakoni. Di rumah dipasangi spanduk terima laundry kiloan. Pelanggannya lumayan banyak. Tapi jadi kecewa karena pelayanan yg buruk. Laundry dikirim tidak tepat waktu.
Atas saran seorang teman kenapa tidak buka saja laundry?
Saya katakan tidak punya mesin cuci dan alat pengering. Temanku bilang, “kucek-kucek aja jemurnya pakai tali tambang”. Saya ikuti saran teman tsb, sampai-sampai saking banyaknya pinjam tali jemuran tetangga. Saya harus mendorong sendiri gerobak air dikarenakan air sumur berasa asin dan tidak bagus buat mencuci pakaian.
Pembaca pasti tidak bisa bayangkan bagaimana rasanya tangan kulit istri saya mencuci begitu banyak pakaian. Dengan uang simpanan yg masih tersisa dan hasil laundry yg lumayan akhirnya bisa membeli mesin cuci dua tabung.
Membuat Website Bisnis
Tidak ada ruginya suka membuat dan mengutak-atik website. Sebelum tenarnya Facebook dulu orang berlomba buat web atau wap untuk saling bertegur sapa melalui buku tamu. Ada sih dulu namanya Friendster. Saya membuat web gratisan untuk usaha laundry kiloan ini. Saya pakai jasa blogger dengan dikustomisasi domain. Pelanggan pertama saya melalui website adalah sebuah sekolah nirlaba di daerah Sunter. Sekarang pelanggan laundry ini yg datang melalui website sudah banyak.
Dengan banyaknya pelanggan yg order laundry menjadikan jasa kucek-kucek ini berkembang. Sekarang saya tidak perlu mendorong gerobak untuk mendapatkan air bersih. Mesin tinggal dipencat-pencet untuk mengoperasikannya. Yang mengoperasikan karyawan saya.