Laundry Bisnis Indonesia – Saya sangat beruntung bisa bertandang ke Laundry Ciangsana Bogor di mana tempat Bapak Lutfi kelola yang tak jauh...
Laundry Bisnis Indonesia – Saya sangat beruntung bisa bertandang ke Laundry Ciangsana Bogor di mana tempat Bapak Lutfi kelola yang tak jauh dari kawasan Kota Wisata Cibubur. Sekilas bukan tempat laundry karena tidak ada papan penunjuk arah bahkan sekedar spanduk atau umbul-umbul. Siapa nyana laundry dengan modal awal ini hanya 800 ribu rupiah. Bagaimana bisa?
Sebenarnya saya sudah berulangkali lewat jalan tersebut ketika mengantar deterjen dan parfum laundry di Jatisampurna dekat perbatasan Bogor dan Bekasi. Clingak-clinguk lihat Google Maps menanadakan laundry tak jauh. Setelah dipersilahkan masuk, terlihat saya begitu banyak baju kotor menumpuk di sudut ruangan. Ada bedcover, gorden dan baju-baju yang menunggu giliran untuk segera ditangani.
Saya patut bersyukur usaha laundry berkembang dengan pesat setelah melihat peralatan tempur yang ada. Terlihat hamparan kain yang tergantung dan kipas angin basar menyala. Awalnya Cuma terima setrikaan saja dan kini tumpukan kain kotor menjadi seperti emas.
“Modal awal saya adalah mesin cuci bekas seharga Rp 800 ribu”, pungkas Pak Lutfi mulai menceritakan kisah bagaimana membangun usaha laundry. Melihat beberapa bilah papan besi yang terpatri di tembok dan beberap kipas untuk mengeringkan baju mengingatkan apa yang penulis alami saat pertama kali membuka usaha laundry. Bahkan tidur pun dibayang-bayangi oleh tumpukan baju tergantung di atas kepala.
Banyak kisah beberapa pengusaha laundry yang bermodal awal minim dan nekad yang akhirnya berhasil membangun bisnisnya. Tapi banyak di antaranya tidak terekspos dan enggan menampakkan diri. Dan sepertinya orang lain tidak mengerti bagaimana dia membangun bisnisnya dengan susah payah.
Modal nekad membuka usaha laundry bisa dialami oleh seseorang dan bisa “lolos lubang jarum” menghadapi permasalah dan tetek bengek laundry asal mau belajar dan bekerja keras. Pantang menyerah dan tetap semangat untuk memajukan usaha laundry. Lalu persayaratan apa saja bila nekad buka laundry dengan modal minim?
Dia berpikir cuma perlu mesin cuci dan setrikaan saja. Bayar karyawan untuk mengerjakan semua, beres. Semudah itukah dalam bisnis laundry? Dalam linimasa sebuah grup di media sosial begitu banyak pertanyaan yang membuat saya bingung. Mereka tidak tahu “basic” laundry tapi sudah buka laundry dan tidak tahu tahu bagaimana cara operasionalnya, manajemen apalagi menyoal marketing.
Mereka yang ikut-ikutan buka laundry biasanya mempunyai modal besar untuk bayar sewa tempat, beli peralatan dan perlengkapan. Sebaiknya belajar dulu soal laundry agar tidak bingung dalam menjalankan usaha. Mengikuti pelatihan laundry mungkin menjadi solusi. Walaupun begitu, maju berkembangnya laundry tetap di tangan Anda.
Sempat stress dan kewalahan pada musim hujan ini ,makanya dia butuh dryer (mesin pengering) dan Alhamdulillah cita-cita memiliki dryer terlaksana. Sekarang tidak khawatir lagi menghadapi musim hujan dan permintaan ekspres yang dikerjakan cepat.
Diceritakan, pernah menerima cucian pakaian beberapa helai dan itu baju seragam kedinasan. Diterima jam 1 dinihari dan jam empat subuh sudah diantar ke pelanggan. “Saya tidak tidur demi pelanggan”, seru Pak Lutfi sambil mengenang ketika belum ada mesin pemanas pakaian.
Lalu bagaimana dia bisa memperoleh banyak pelanggan dan mampu mengelola dan membangun bisnis dengan cepat. Jawabnya mengejutkan. “Saya dulu karyawan laundry”, tutupnya tersenyum.
Cara Buka Usaha Laundry |
Sebenarnya saya sudah berulangkali lewat jalan tersebut ketika mengantar deterjen dan parfum laundry di Jatisampurna dekat perbatasan Bogor dan Bekasi. Clingak-clinguk lihat Google Maps menanadakan laundry tak jauh. Setelah dipersilahkan masuk, terlihat saya begitu banyak baju kotor menumpuk di sudut ruangan. Ada bedcover, gorden dan baju-baju yang menunggu giliran untuk segera ditangani.
Saya patut bersyukur usaha laundry berkembang dengan pesat setelah melihat peralatan tempur yang ada. Terlihat hamparan kain yang tergantung dan kipas angin basar menyala. Awalnya Cuma terima setrikaan saja dan kini tumpukan kain kotor menjadi seperti emas.
“Modal awal saya adalah mesin cuci bekas seharga Rp 800 ribu”, pungkas Pak Lutfi mulai menceritakan kisah bagaimana membangun usaha laundry. Melihat beberapa bilah papan besi yang terpatri di tembok dan beberap kipas untuk mengeringkan baju mengingatkan apa yang penulis alami saat pertama kali membuka usaha laundry. Bahkan tidur pun dibayang-bayangi oleh tumpukan baju tergantung di atas kepala.
Banyak kisah beberapa pengusaha laundry yang bermodal awal minim dan nekad yang akhirnya berhasil membangun bisnisnya. Tapi banyak di antaranya tidak terekspos dan enggan menampakkan diri. Dan sepertinya orang lain tidak mengerti bagaimana dia membangun bisnisnya dengan susah payah.
Modal nekad membuka usaha laundry bisa dialami oleh seseorang dan bisa “lolos lubang jarum” menghadapi permasalah dan tetek bengek laundry asal mau belajar dan bekerja keras. Pantang menyerah dan tetap semangat untuk memajukan usaha laundry. Lalu persayaratan apa saja bila nekad buka laundry dengan modal minim?
Nekad Buka Laundry Saja Tidak Cukup
Akhir-akhir ini banyak pengusaha laundry dadakan yang muncul. Mereka mencoba peruntungan dari bisnis kucek-kucek ini. Mungkin karena tergiur melihat kemajuan usaha laundry di sekitar dan coba-coba buka usaha laundry.Dia berpikir cuma perlu mesin cuci dan setrikaan saja. Bayar karyawan untuk mengerjakan semua, beres. Semudah itukah dalam bisnis laundry? Dalam linimasa sebuah grup di media sosial begitu banyak pertanyaan yang membuat saya bingung. Mereka tidak tahu “basic” laundry tapi sudah buka laundry dan tidak tahu tahu bagaimana cara operasionalnya, manajemen apalagi menyoal marketing.
Mereka yang ikut-ikutan buka laundry biasanya mempunyai modal besar untuk bayar sewa tempat, beli peralatan dan perlengkapan. Sebaiknya belajar dulu soal laundry agar tidak bingung dalam menjalankan usaha. Mengikuti pelatihan laundry mungkin menjadi solusi. Walaupun begitu, maju berkembangnya laundry tetap di tangan Anda.
Tidak Punya Outlet Masih Bisa Buka Laundry
Hebatnya Pak Lutfi, dia tidak punya outlet, gerai atau toko laundry tapi omzetnya merangkak naik .Dan itu semua dikerjakan di rumah. Kok bisa?Sempat stress dan kewalahan pada musim hujan ini ,makanya dia butuh dryer (mesin pengering) dan Alhamdulillah cita-cita memiliki dryer terlaksana. Sekarang tidak khawatir lagi menghadapi musim hujan dan permintaan ekspres yang dikerjakan cepat.
Diceritakan, pernah menerima cucian pakaian beberapa helai dan itu baju seragam kedinasan. Diterima jam 1 dinihari dan jam empat subuh sudah diantar ke pelanggan. “Saya tidak tidur demi pelanggan”, seru Pak Lutfi sambil mengenang ketika belum ada mesin pemanas pakaian.
Lalu bagaimana dia bisa memperoleh banyak pelanggan dan mampu mengelola dan membangun bisnis dengan cepat. Jawabnya mengejutkan. “Saya dulu karyawan laundry”, tutupnya tersenyum.